Pulungan, Rika Amelia (2023) Makna simbolik komunikasi memohon kelancaran pertanian dalam tradisi marpanggang di Desa Siunjam Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
Text
1930100002.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (4MB) |
Abstract
Latar belakang masalah penelitian ini adalah tradisi marpanggang merupakan warisan leluhur yang sampai saat ini tetap dilaksanakan dan dipertahankan sebagai kearifan lokal yang hanya dimiliki oleh masyarakat desa siunjam dari zaman dulu sampai sekarang sebagai simbol serta sebagai keunikan budaya etnis Angkola. Dewasa ini, banyak masyarakat dan juga generasi muda yang tidak mengetahui apa sebenarnya makna simbolik dari tradisi marpanggang. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana prosesi memohon kelancaran pertanian dalam tradisi marpanggang masyarakat Desa Siunjam Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan dan bagaimana makna simbolik komunikasi memohon kelancaran pertanian dalam tradisi marpanggang masyarakat Desa Siunjam Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis kualitatif deskriptif dengan desain penelitian etnografi komunikasi . Pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sumber data primer berupa wawancara dengan 11 informan yaitu Kepala Desa Siunjam, alim ulama, tokoh adat, hatobangon, ketua naposo nauli bulung, dan masyarakat Desa Siunjam. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi, internet, buku dan masyarakat tetangga desa siunjam. Adapun hasil penelitian ini yaitu tradisi marpanggang mengandung harapan agar diberikan kesejahteraan kepada masyarakat Desa Siunjam berupa hasil panen padi yang melimpah, jauh dari kekeringan dan segala macam hama yang merusak tanaman. Prosesi dalam tradisi marpanggang dimulai dengan marpokat (musyawarah), marpanggang (memanggang ayam), marluhut di masojid (berkumpul di masjid) membaca al-fatihah, al-ikhlas, al-falaq, an-nas, doa, dan di akhiri dengan acara mangan-mangan. Setiap prosesi memohon kelancaran pertanian dalam tradisi marpanggang memiliki makna yang baik bagi masyarakat dalam membina solidaritas sosial. Sedangkan makna simbolik dari masing-masing komponen tradisi marpanggang yaitu: 1) Horbo (Kerbau) bermakna sebagai lambang kekuatan, dan kepemimpinan. 2) Manuk (Ayam) bermakna sebagai sifat pekerja keras tidak mudah menyerah serta ayam juga bermakna sebagai pemberi peringatan berupa bahaya atau bala. 3) Indahan Nagorsing (Nasi kuning dari Beras ketan) bermakna sebagai bentuk kedekatan, keakraban, dan kekeluargaan . 4) Bulung Pisang (Daun Pisang) yang bermakna sebagai simbolisasi ikatan persaudaraan antar masyarakat desa, kedamaian, ketentraman, dan kesamaan hak antara semua masyarakat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Mohd. Rafiq, S.Ag., M.A. dan Barkah Hadamean Harahap, M.I.Kom. |
Keywords: | Etnografi; Makna simbolik; Tradisi marpanggang |
Subjects: | 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2001 Communication and Media Studies > 200101 Communication Studies 20 LANGUAGE, COMMUNICATION AND CULTURE > 2002 Cultural Studies |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Komunikasi Penyiaran Islam |
Depositing User: | Ms Fatimah Adzahro Ramadani Gaja |
Date Deposited: | 02 Oct 2023 09:00 |
Last Modified: | 02 Oct 2023 09:00 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/9371 |
Actions (login required)
View Item |