Situmeang, Putri (2021) Dimensi-dimensi fiqh jinayah pada UU No. 17 Tahun 2016 tentang hukuman kebiri bagi kejahatan pedophilia. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.
Text
1610700002.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB) |
Abstract
Kejahatan pedophilia ialah salah satu bentuk kekerasan seksual yang melanggar kehormatan dan mengancam jiwa anak. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap anak, mulai dari memperberat hukuman dan denda hingga menetapkan hukuman kebiri kimia sebagai sanksi tindakan. Dalam fiqh jinayah, tujuan ditetapkannya hukum ialah untuk mencapai kemaslahatan yang berorientasi pada dimensi pemeliharaan maqashid al-syariah. Munculnya hukuman kebiri sebagai sanksi justru menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan masyarakat, karena dianggap bertentangan dengan konsep memelihara keturunan dimana dampak kebiri akan menyebabkan pelaku tidak dapat meneruskan keturunannya. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apa dimensi-dimensi fiqh jinayah pada UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang hukuman kebiri bagi kejahatan pedophilia. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dimensi-dimensi fiqh jinayah pada UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang hukuman kebiri bagi kejahatan pedophilia. Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian normatif, dengan menggunakan pendekatan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari dimensi kemaslahatan yang berorientasi pada konsep maqashid al-syariah, hukuman kebiri dalam pelaksanaannya tidak ditemukan hal yang bertentangan dengan al-kulliyat al�khamsah. Meskipun dianggap memiliki dampak yang bertentangan dengan hifz al�nasb. Namun berdasarkan pelaksanaan hukuman kebiri yang menggunakan metode kimiawi dan disertai rehabilitasi. Hal ini justru tidak membuktikan secara penuh adanya pelanggaran terhadap hifz an-nasb, karena sifat dari metode kimiawi dampaknya hanya bersifat sementara. Pelaku dapat pulih bahkan melanjutkan keturunannya kembali setelah hukumannya berakhir. Bahkan pasal 81 ayat (5) dan ayat (7) memiliki kaitan yang erat dengan konsep pemeliharaan hifz an-nafs, hifz an�nasb, dan hifz al-aql. Dalam dimensi maslahah al-mursalah sendiri, meskipun terdapat mudharat dalam hukuman kebiri bagi pelaku namun sesuai dengan kaidah fiqh yang menyebutkan jika hukum dihadapkan pada dua hal yang saling memudharatkan maka ambillah mudharat yang paling sedikit atau hindarkan. Maka hukuman kebiri dapat diterapkan karena mengandung kemaslahatan yang lebih besar untuk masyarakat umum.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Ikhwanuddin Harahap, M.Ag dan Adi Syahputra Sirait, M.H.I |
Keywords: | Jinayah; Kebiri; Pedophilia |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180110 Criminal Law and Procedure (incl. Islamic Criminal Law, Jinayat) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Hukum Pidana Islam |
Depositing User: | Ms Darmayanti Simamora |
Date Deposited: | 30 Aug 2021 02:21 |
Last Modified: | 30 Aug 2021 02:21 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/6909 |
Actions (login required)
View Item |