Saksi wanita: studi komparatif Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i

Harahap, Septi Yanti (2011) Saksi wanita: studi komparatif Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.

Text 06 210 361.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (664kB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “ Saksi Wanita: Studi Komparatif Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i, yaitu suatu pembahasan tentang mengapa Imam Abu Hanifah berbeda pendapat dengan Imam Syafi’i dalam memahami kesaksian wanita dan jumlah saksi. Tujuan Penulis adalah untuk mengetahui pengertian saksi, hukum mengemukakan saksi wanita dalam pandangan Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i. Metode yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian adalah Library research, yaitu dengan membaca, mempelajari, dan mengutif pendapatpendapat ulama-ulama yang diperkuat dengan Al- Qur’an dan Hadis tentang masalah yang yang dibahas. Selanjutnya data yang terkumpul diolah secara kualitatif deskriftif. Dari pembahasan yang dilaksanakan diperoleh kesimpulan bahwa kesaksian wanita: menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i kesaksian wanita dapat diterima, yang sifatnya perdata saksi wanita menurut imam Abu Hanifah dua orang saksi wanita dengan didampingi seorang laki-alaki, sedangkan dalam hal kewanitaan dan jumlah saksi yang dihadirkan minimal dua orang tanpa ada laki-laki,dan dalam zina saksi wanita tidak ditentukan dan harus didampingi laki-laki. Sedangkan imam Syafi’i dalam hal perdata saksi minimal dua orang dan maksimal empat orang, dalam hal kewanitaan empat saksi wanita tanpa ada lakilaki mendampinginya, dan dalam hal perzinaan harus empat orang dan tidak boleh kurang dan itu sudah ketentuannya. Dengan demikian alasan-alasan tersebut agar seorang wanita yang satunya lupa, seorang wanita yang satunya lagi mengingatkannya, dan wanita pada zaman dahulu itu lebih banyak berdiam melakukan aktifitas dirumah dibanding diluar rumah.

Actions (login required)

View Item