Penetapan asal usul anak hasil poligami di bawah tangan perspektif maqasid syariah: studi terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh

Siregar, Revita Mala (2025) Penetapan asal usul anak hasil poligami di bawah tangan perspektif maqasid syariah: studi terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh. Masters thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 2350300015.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh tentang asal usul anak hasil poligami di bawah tangan, dan analisis maqasid syariah terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh tentang asal usul anak hasil poligami di bawah tangan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dokumen (library research) dengan menggunakan pendekatan normatif. Dalam memperoleh informasi tersebut penulis melakukan studi terhadap terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh Tentang penetapan asal usul anak hasil poligami di bawah tangan perspektif maqashid syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penetapan asal usul anak hasil poligami di bawah tangan studi terhadap penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh bahwa proses pengajuan permohonan asal-usul anak hasil poligami yang tidak tercatat di Pengadilan Agama Sibuhuan telah melalui prosedur yang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Proses persidangan memperlihatkan bahwa bukti-bukti yang diajukan, baik berupa dokumen maupun keterangan saksi, telah memperkuat permohonan Pemohon. Putusan pengadilan ini menunjukkan bahwa anak tetap berhak mendapatkan pengakuan asal-usulnya untuk memenuhi hak-haknya dan mendapatkan perlindungan hukum. (2) Dasar pertimbangan hakim terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh tentang asal usul anak hasil poligami di bawah tangan melibatkan aspek yuridis, filosofis, dan sosiologis. Secara yuridis, hakim mengacu pada hukum yang berlaku, yaitu mengakui hak-hak anak dari perkawinan poligami yang tidak tercatat. Secara filosofis, hakim mempertimbangkan nilai keharmonisan keluarga dalam masyarakat Indonesia, dengan tujuan menjaga hubungan baik antara orang tua, anak, dan keluarga. Secara sosiologis, penetapan ini memperhatikan norma sosial, kebutuhan akan kepastian hukum, dan pengurangan stigma terhadap anak. (3) Analisis maqasid syariah Jasser Auda terhadap Penetapan Pengadilan Agama Sibuhuan Nomor: 81/Pdt.G/2020/PA.Sbh tentang asal usul anak hasil poligami di bawah tangan adalah keputusan hakim yang berlandaskan pada enam fitur maqasid syariah yang saling terintegrasi. Pertama, hakim mempertimbangkan prinsip al-idrakiyah (watak kognisi), memastikan anak yang lahir dari perkawinan sah berhak dinasabkan kepada orang tuanya. Kedua, al-kulliyyah (keseluruhan) mengedepankan penggunaan berbagai dalil nash untuk memberikan penetapan nasab yang utuh dan menyeluruh. Ketiga, al-infitahiyyah (keterbukaan) mengarah pada keterbukaan ijtihad dalam menanggapi isu kontemporer, melindungi hak-hak anak dan kesejahteraan mereka. Keempat, al-harakiriyyah (hierarki yang saling berkaitan) menekankan tujuan perlindungan hak-hak anak dan keharmonisan keluarga dengan penetapan nasab yang sah. Kelima, ta'addud al-ab'ad (multidimensi) menggarisbawahi perlindungan hak-hak anak dalam berbagai aspek kehidupan. Terakhir, prinsip al-maqasidiyyah (kebermaksudan) menekankan pentingnya perlindungan dan kemaslahatan anak dengan memastikan status anak sah serta menjaga hak-hak anak yang terkait dengan pendidikan, warisan, dan nafkah.

Actions (login required)

View Item