Peran perbankan syariah dalam meningkatkan literasi dan keuangan inklusif petani salak di Kabupaten Tapanuli Selatan

Maharani, Dayang (2024) Peran perbankan syariah dalam meningkatkan literasi dan keuangan inklusif petani salak di Kabupaten Tapanuli Selatan. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 1940100144.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (4MB)

Abstract

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang keuangan inklusif ini beserta dengan produk-produknhya menyebabkan masyarakat akan terjebak dalam melakukan investasi yang menawarkan keuntungan yang menggiurkan dalam jangka waktu yang pendek tanpa melihat resiko-resiko yang akan terjadi. Sehingga dengan adanya literasi dan keuangan inklusif ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman dalam pengambilan keputusan untuk memilih keuangan syariah. Teori Knowledge Based View mengatakan bahwa literasi keuangan dapat membantu mengoptimalkan struktur modal dalam perusahaan sehingga akan memberikan dampak pada pertumbuhan. Literasi keuangan akan meningkatkan efektivitas UMKM untuk menyiapkan informasi tentang keuangan yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengakses keuangan secara eksternal. Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penellitian yaitu penelitian lapangan (field research, lokasi dalam penelitian ini yaitu tertempat di Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Adapun waktu yang peneliti butuhkan dalam penelian ini ialah dari Januari 2023 sampai Maret 2023. Sumber data yang peneliti gunakan yaitu data primer , yaitu dengan bentuk wawancara langsung secara langsung dan data sekunder yaitu dalam bentuk jurnal, e-book, buku cetak, dan sebagainya. Teknik dalam pengumpulan data peneliti yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini peneliti menyatakan bahwa literasi keuangan dan keuanga inklusif sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti di Desa Parsalakan bahwa seharusnya literasi dan keuangan inklusif harus sejalan. Keuangan inklusif bisa tinggi jika literasi keuangan masyarakat juga tinggi, secara tidak langsung keuangan inklusif disana juga rendah. Hal tersebut juga bisa dilihat pada literasi yaitu pengetahuan dasar keuangan masyarakat Desa Parsalakan masih sangat rendah sehingga masyarakat juga tidak memiliki jalan untuk menentukan sikap dan perilaku untuk mencapai keuangan inklusif mulai dari akses keuangan yang cukup, ketersediaan produk, dan layanan jasa keuangan. Dan jika dilihat dari tingkat keuangan inklusif di Desa Parsalakan diperoleh hasil bahwa tingkat keuangan inklusif masyarakat Desa Parsalakan masih dalam kategori rendah yang disebabkan karena minimnya layanan jasa keuangan seperti ATM, karena jaraknya yang jauh sehingga membuat masyarakat harus pergi ke daerah perkotaan untuk menggunakan layanan tersebut.

Actions (login required)

View Item