Electronic Theses of UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Pemberian nama makanan olahan di Kota Padangsidimpuan ditinjau dari Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003

Desriani, Desriani (2021) Pemberian nama makanan olahan di Kota Padangsidimpuan ditinjau dari Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.

[img] Text
1710200025.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (3MB)

Abstract

Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Tanpa makanan, manusia tidak dapat bertahan karena, manusia menempati urutan teratas dalam rantai makanan. Dimana makanan adalah sesuatu kebutuhan yang wajib dipenuhi, inilah yang membuat para pedagang atau penjual mengeluarkan makanan atau produk baru dengan berbagai inovasi menarik agar para pembeli atau masyarakat tertarik atau penasaran dengan rasa makanan atau produk yang dibuat oleh para penjual. Berbagai macam kuliner yang marak ditengah kota padangsidimpuan dengan menggunakan nama makanan olahan dengan sebutan yang aneh. Salah satu produk lebelisasi yang saat ini menjadi tern dimasyarakat adalah bakso beranak, mie iblis, bakso tumpeng bakso rudal dan lain sebagainya. Dimana dalam penjelasan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 tentang standarisasi Fatwa halal, terdapat dalam bagian keempat: masalah penggunaan nama dan bahan pada poin 1 yaitu “tidak boleh mengkonsumsi dan menggunakan nama dan/atau simbol-simbol makanan/minuman yang mengarah kepada kekufuran dan kebatilan”. Dari latar belakang tersebut ada dua rumusan masalah yaitu, apa yang melatarbelakangi pemberian nama makanan olahan di Kota Padangsidimpuan dan bagaimana pemberian nama makanan olahan di Kota Padangsidimpuan berdasarkan Analisis Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003?. Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data fenomena yang terjadi. Adapun sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi lapangan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil peneitian ini menunjukkan bahwa para pedagang atau penjual memberikan nama makanan yang mereka buat dengan sebutan aneh karena banyaknya pesaing-pesaing bisnis. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 maka analisis penulis terhadap pemberian nama makanan olahan yang bertentangan dengan Fatwa MUI tersebut yaitu mie iblis, kumis naga, dan ayam sambal setan, sedangkan nama makanan olahan yang diperbolehkan atau yang tidak bertentangan dengan Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 tersebut seperti bakso beranak, bakso tumpeng, bakso kuali dan ayam planet karena nama tersebut tidak mengarah kekufuran/kebatilan sesuai yang dijelaskan Fatwa MUI tersebut.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisors: Drs. H. Zulfan Efendi dan Risalan Basri Harahap, M.A
Keywords: Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003; Makanan olahan
Subjects: 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180127 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) > 18012799 Mu'amalah (Islamic Commercial & Contract Law) not elsewhere classified
Divisions: Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Ms Darmayanti Simamora
Date Deposited: 22 Nov 2021 02:05
Last Modified: 22 Nov 2021 02:05
URI: http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/7255

Actions (login required)

View Item View Item