Electronic Theses of UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Pemaknaan kata al-kawakib dalam Al-Qur’an menurut Tafsir Al-Misbah

Hasibuan, Listia Murni (2021) Pemaknaan kata al-kawakib dalam Al-Qur’an menurut Tafsir Al-Misbah. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.

[img] Text
1710500010.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)

Abstract

Al-Qur‟an dengan berbahasa Arab memiliki sistem tanda yang menarik untuk dikaji. Di antaranya ayat-ayat yang menarik untuk dikaji ialah ayat-ayat tentang bintang. Di dalam Al-Qur‟an bintang memiliki istilah-istilah yang berbeda-beda di antaranya, An-Najm, Al-Masabih, Al-Tariq, Al-Kawakib, Al�Buruj dan Al-Khunnas. Di antara istilah-istilah tersebut penulis tertarik mengangkat judul tentang kata Al-Kawakib. Al-Kawakib dalam Al-Qur‟an dimaknai sebagai bintang. Tetapi dalam hal ini penulis tertarik mengkaji pemaknaan Al-Kawakib dalam Al-Qur‟an. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana pemaknaan kata Al-Kawakib dalam Al-Qur‟an menurut tafsir Al-Misbah. Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Oleh sebab itu, sumber datanya berupa bahan�bahan pustaka yang bersifat primer dan sekunder. Kata Al-Kawakib menjadi kata kunci dalam Al-Qur‟an dalam tafsir Tematik, dengan jalan mengumpulkan ayat�ayat yang berkaitan dengan Al-Kawakib Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata Al-Kawakib dalam Al�Qur‟an terdapat lima ayat yang bermakna Al-Kawakib sebagai perantara untuk mengenal Allah secara rasional, Al-Kawakib sebagai penanda hari akhir, Al�Kawakib sebagai penghias langit, Al-Kawakib sebagai bahan perumpamaan. Dan Al-Kawakib sebagai gambaran mimpi yusuf melihat 11 Kaukab. Selanjutnya Muhammad Quraish Shihab memaknai ayat-ayat tentang Al�Kawakib dibagi menjadi dua yaitu bintang dalam makna dzahirnya dan bintang dalam bentuk tidak bermakna dzahirnya yaitu seperti yang terdapat dalam QS. Yusuf [12]: 4, QS. An-Nur [24]: 35, yaitu bintang dalam bentuk tidak bermakna dzahirnya yaitu dimaknai sebagai kekuasaaan dan petunjuk dari Allah atau hidayah dan dalam QS. Al-An‟Am [6]: 76, QS. As-Saffat [37]: 6 dan QS.Al�Infitar[82]:2, bintang dimakna sebagai bintang dalam bentuk dzahirnya yaitu dalam bentuk bendanya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Supervisors: Muhammad Arsad Nasution, M.Ag. dan Hasiah, M.Ag
Keywords: Al-Kawakib; Al-Qur’an; Tafsir Al-Misbah
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040301 Al-Quran, Tafsir and related science
Divisions: Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Depositing User: Ms Darmayanti Simamora
Date Deposited: 09 Jul 2021 04:01
Last Modified: 09 Jul 2021 04:01
URI: http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/6763

Actions (login required)

View Item View Item