Sirait, Adi Syahputra (2013) Istimna' dalam perspektif Ibn Hazm. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.
Text
08 210 0001.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB) |
Abstract
Pornoaksi dan pronografi sangat menyebar dimana-mana, sehingga tidak heran jika seorang anak yang berusia 6 tahun sudah pernah menonton film porno, baik itu dari tetangganya dan juga orang tuanya sendiri. Itu diakibatkan tidak terkontrolnya media di Indonesia dan juga pendidikan terhadap anak mulai dari usia dini tidak begitu diperhatikan, sehingga ia begitu leluasa mendapat hal-hal yang negatif dari lingkungan sekitarnya. Perbuatan istimna’ tersebut di anggap sebagai salah satu cara bagi mereka untuk mengatasi atau menghindari dari perbuatan zina secara langsung (berhubungan badan). Sehingga tindak seksual melalui istimna’ ini sering dilakukan secara rutin oleh kebanyakan remaja tersebut. Terkadang mereka mengetahui bahwa perbuatan itu dapat merusak diri dan kesehatannya, akan tetapi karena gejolak nafsunya yang berkembang dalam pikirannya sehingga ia tidak mampu lagi menahan nafsunya dan melakukan istimna’, lalu ditambah dengan rangsangan-rangsangan ekstern berupa buku-buku, gambar porno dan blue film yang kini sudah banyak beredar di berbagai media elektronik. Ibn Hazm memandang perbuatan istimna’ atau masturbasi bukan merupakan perbuatan yang diharamkan. Karena dalam al-Qur’an tidak ada yang jelas-jelas menyatakan tentang keharaman istimna’ ini. Ibn Hazm mengatakan bahwa istimna’ atau masturbasi itu hukumnya makruh dan tidak berdosa (lā Itsma fihi). Akan tetapi, menurutnya istimna’ atau masturbasi dapat diharamkan karena merusak etika dan budi luhur yang terpuji. Ibn Hazm mengambil argumentasi hukum dengan satu pernyataan bahwa orang yang menyentuh kemaluannya sendiri dengan tangan kirinya diperbolehkan dengan ijmā’ (kesepakatan semua ulama). Dengan pertimbangan itu maka tidak ada tambahan dari hukum mubāh tersebut, kecuali adanya kesengajaan mengeluarkan sperma (at-Ta’ammud li Nuzul al-Maniy) sewaktu melakukan masturbasi. Perbuatan ini sama sekali tidak dapat diharamkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Sumper Mulia Harahap dan Mudzakkir Khotib Siregar |
Keywords: | Istimna'; Ibn Hazm |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam/Ahwal Syakhsyiah |
Depositing User: | Users 10 not found. |
Date Deposited: | 15 Sep 2020 04:43 |
Last Modified: | 15 Sep 2020 04:43 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/4973 |
Actions (login required)
View Item |