Rahmadani, Rahmadani (2014) Pengembangan kurikulum pendidikan Islam ditinjau dari konsep fitrah dan progressivisme. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.
Text
10 310 0032.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB) |
Abstract
Pendidikan merupakan bentuk usaha sadar dan terencana yang berfungsi untuk mengembangkan potensi yang ada pada manusia agar bisa digunakan untuk kesempurnaan hidupnya dimasa depan nanti (insan kamil). Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut memerlukan suatu perencanaan atau pengorganisasian yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur, dalam istilah pendidikan disebut dengan kurikulum. Salah satu alternatifnya adalah dengan melihat pengembangan kurikulum pendidikan Islam dalam konsep fitrah, pandangan aliran progressivisme serta persamaan dan perbedaan antara pandangan konsep fitrah dan progressivisme dalam mengembangkan kurikulum pendidikan Islam yang dijadikan sebagai rumusan masalah dan tujuan penelitian. Pembahasan penelitian ini berkaitan dengan bidang ilmu filsafat pendidikan Islam. Sehubungan dengan itu pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan konsep fitrah dan aliran progressivisme bagaimana implikasi keduanya dalam mengembangkan kurikulum pendidikan Islam. Jenis penelitian ini adalah kajian (penelitian) pustaka atau library research. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena uraian datanya bersifat deskriptif. Setelah data-data diperoleh, penulis menganalisa dengan memakai metode pendekatan berpikir induktif. Kemudian cara berpikir deduktif. Pengembangan kurikulum pendidikan Islam dalam konsep fitrah di dasarkan pada pandangan fitrah (potensi) manusia yaitu potensi keberislaman, potensi jasmaniah, potensi akal, potensi spritual/rohaniah, dan potensi nafsiah/emosional dapat diibaratkan lembaga pada tumbuh-tumbuhan, ujudnya baru tampak nyata apabila dipelihara, dirawat, dijaga, dibimbing serta dikembangkan secara terarah, bertahap dan berkesinambungan. Potensi yang dianugerahkan itu tidak lepas dari kaitannya dengan fungsi pengabdian kepada pencipta-Nya (vertikal) serta karya kekhalifahan untuk mencapai dua sasaran pendidikan Islam yaitu kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Pengembangan kurikulum pendidikan Islam dalam progressivisme beranggapan bahwa kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia (humanisme-positif). Ilmu pengetahuan dinamis dan berubah sesuai dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat. Konsep fitrah dan aliran progressivisme mempunyai kesamaan sebagai berikut: Meyakini pentingnya membuka rahasia tentang manfaat dan pemanfaatan alam, sehingga perlu adanya eksperimen, inovasi, dan daya cipta. Menghormati adanya viii kedudukan, kebebasan, bakat, kemampuan, kebutuhan, minat, dan keinginan antarindividu. Perubahan dan kemajuan peserta didik, sebagai salah satu target utama yang ingin dicapai oleh pendidikan progressivisme begitu juga konsep fitrah dengan modal potensi pemberian Tuhan manusia harus kreatif sebagaimana seorang khalifah. Perbedaannya: konsep fitrah berdasarkan wahyu, memperhatikan dan mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, kegiatan proses pembelajaran pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan (bakat) anak didik, orang tua, lingkungan dan kehendak Allah Swt. Anak didik memerlukan pengarahan, pengawasan, kontrol dan disiplin yang ketat diberi pedoman ke arah yang terbaik yaitu nilai Ilahiyat. Tujuan pokok hidupn untuk mengenal Allah, berbakti kepadanya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia sebagai jalan kebahagiaan menuju akhirat. Sedangkan progressivisme berpijak pada humanistik, hanya memperhatikan akal, lebih banyak memberikan kebebasan sebagai sosok individu yang merdeka tanpa batas sesuai dengan kehendaknya, pendidikan itu bersifat progres tidak ada tujuan tertentu. Kebahagiaan dirasakan di dunia ketika memberikan sesuatu yang bernilai dalam masyarakat, nilai-nilai agama, historis, watak, budaya manusia itu tidak baku dan mutlak. Kaidah harus timbul dari masyarakat sendiri yang selalu berubah, dan celakanya progressivisme bisa terjebak pada atheis.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Drs.H. Irwan Saleh Dalimunthe, MA. dan Hj. Asfiati, S.Ag., M.Pd |
Keywords: | Konsep Fitrah; Progressivisme |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies |
Divisions: | Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Mrs. Mutia Handayani |
Date Deposited: | 21 Jul 2020 03:48 |
Last Modified: | 25 Aug 2020 08:04 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/3612 |
Actions (login required)
View Item |