Electronic Theses of UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Perbandingan pola relasi gender di Pesantren Ittihadul Mukhlishin Huta Tonga dengan Pesantren Al-Yusufiyah Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan

Mawaddah, Mawaddah (2016) Perbandingan pola relasi gender di Pesantren Ittihadul Mukhlishin Huta Tonga dengan Pesantren Al-Yusufiyah Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.

[img] Text
12 310 0223.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (6MB)

Abstract

Skripsi ini berjudul “Perbandingan Pola Relasi Gender di Pesantren Ittihadul Mukhlishin Huta Tonga dengan Pesantren Al-Yusufiyah Huta Holbung Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan”. Membahas tentang pola relasi gender yang diterapkan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah dalam proses pembelajaran, pola relasi gender di asrama, pola relasi gender dalam kehidupan sehari-hari, selain itu dalam skripsi ini juga membahas tentang persamaan dan perbedaan pola relasi gender yang diterapkan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah, dan faktor-faktor penentu penerapan pola relasi gender di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah, serta implikasi penerapan pola relasi gender dalam kehidupan santri di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola relasi gender yang diterapkan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah dalam proses pembelajaran, pola relasi gender di asrama, pola relasi gender dalam kehidupan sehari-hari, selain itu dalam skripsi ini juga membahas tentang persamaan dan perbedaan pola relasi gender yang diterapkan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah, dan faktor-faktor penentu penerapan pola relasi gender di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah, serta implikasi penerapan pola relasi gender dalam kehidupan santri di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah. Berdasarkan analisis datanya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati keadaan sekitar dan menganalisisnya dengan menggunakan logika ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni penelitian yang menggambarkan objek sesuai apa adanya. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Adapun responden dalam penelitian ini adalah, Kepala Pesantren, Guru Bidang Studi, Pembina Asrama dan Santri serta masyarakat sekitar Pesantren Ittihadul Mukhlishin dan Pesantren Al-Yusufiyah. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa Penerapan pola relasi di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah dalam proses pembelajaran berbeda. Di pesantren Ittihadul Mukhlishin santri laki-laki dengan santri perempuan digabung satu ruangan dalam proses pembelajaran dengan dibuat hijab antara santri laki-laki dengan santri perempuan, sedangkan di pesantren Al-Yusufiyah santri laki-laki dengan santri perempuan berada di ruangan yang dipisah dalam proses pembelajaran. Dan pola relasi di asrama pesantren Ittihadul Mukhlishin, asrama laki-laki dan asrama perempuan berada dalam satu lokasi, sedangkan asrama di pesantren Al-Yusufiyah asrama santri laki-laki dan santri perempuan berada di lokasi yang terpisah. Dalam kehidupan sehari-hari tidak ada interaksi antara santri laki-laki dengan santri perempuan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah. Persamaan pola relasi yang diterapakan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah adalah terletak pada pola relasi yang diterapkan di asrama dan pola relasi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang sama-sama menjaga hubungan santri laki-laki dengan santri perempuan. Persamaan yang lain terletak pada persamaan pandangan ketua yayasan yang sama-sama alumni Makkah yang berfaham salafiyah (tradisional) tentang relasi laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim yang mengacu kepada tidak diperbolehkannya bergabung, karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan Perbedaan pola relasi yang diterapakan di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah adalah terletak pada pola relasi yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Di pesantren Ittihadul Mukhlishin dalam proses pembelajaran santri dibatasi oleh hijab, sedangkan di pesantren Al-Yusufiyah santri dibatasi oleh ruang. Perbedaan yang lain terletak pada kegiatan ekstra kurikuler santri. Kegiatan ekstra kurikuler yang aktif di pesantren Ittihadul Mukhlishin adalah kegiatan nasyid/marawis, sedangkan di pesantren Al-Yusufiyah kegiatan ekstra kurikuler yang aktif adalah latihan dasar kepemimpinan, olah raga bela diri, nasyid/ marawis, menjahit dan menyulam serta tahfiz. Selain itu perbedaan yang lain terletak pada kurikulum pembelajaran. Kurikulum yang dipakai di pesantren Ittihadul Mukhlishin adalah kurikulum KTSP untuk tingkat aliyah dan tsanawiyah, sedangkan di pesantren Al-Yusufiyah adalah kurikulum kombinasi untuk tingkat tsanawiyah dan kurikulum 2013 untuk tingkat aliyah. Dan perbedaan yang lain adalah guru yang masuk ke kelas. Di pesantren Ittihadul Mukhlishin guru laki-laki dan perempuan masuk ke kelas untuk mengajar, sedangkan di pesantren Al-Yusufiyah guru perempuan tidak boleh masuk ke kelas santri laki-laki, tapi guru laki-laki boleh masuk ke kelas santri perempuan. Dan implikasi penerapan pola relasi di pesantren Ittihadul Mukhlishin dan pesantren Al-Yusufiyah adalah memberikan dampak yang positif juga dampak negatif terhadap diri dan kehidupan santri. Dampak fositif yang digabung antara santri laki-laki dengan santri perempuan adalah santri memiliki rasa sosial yang lebih tinggi kepada lawan jenisnya dan mudah berinteraksi dan tidak ada kevakuman jika bergabung antara santri laki-laki dengan santri perempuan dibandingkan dengan yang dipisah antara santri laki-laki dengan santri perempuan hal ini jika dilihat dari sudut pandang sosial dan juga psikologi. Dampak positif lain yang digabung dalam satu ruangan adalah santri laki-laki dan santri perempuan saling berkompetisi meraih prestasi, tapi untuk yang dipisah antara santri laki-laki dengan santri perempuan, santri tidak bisa saling berkompetisi. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang agama santri yang digabung dalam proses pembelajaran lebih banyak mudharat daripada manfaatnya karena terkadang santri tidak menyadari akan batasan interaksi dengan lawan jenisnya, sedangkan santri yang dipisah dalam proses pembelajaran pergaulannya lebih terjaga.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Keywords: Relasi gender; Pesantren
Subjects: 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies
22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040305 Akhlaq, Tasawuf, and related science
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan > Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Mrs. Zura idah
Date Deposited: 10 Jun 2020 02:02
Last Modified: 10 Jun 2020 02:02
URI: http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/2138

Actions (login required)

View Item View Item