Penerapan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di Kelas IV SD Negeri 154509 Bottot II Desa Teluk Roban Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah

Limbong, Nurpahwiyah (2025) Penerapan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di Kelas IV SD Negeri 154509 Bottot II Desa Teluk Roban Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 2120500102.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (4MB)

Abstract

Latar Belakang Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya pada materi seni rupa dua dimensi, disebabkan kurangnya variasi penerapan model pembelajaran dan membuat siswa kurang tetarik dalam proses pembelajaran, sehingga memerlukan penggunaan model pembelajaran yang lebih variatif, dalam penelitian dengan menggunakan model Picture and Picture dalam proses pembelajaran. Rumusan dalam penelitian ini adalah apakah motivasi belajar siswa dapat meningkat setelah menggunakan model pembelajaran picture and picture pada pembelajaran materi seni rupa dua dimensi pelajaran seni rupa dua dimensi di kelas IV SD Negeri 154509 melalui penggunaan model picture and picture jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar 154509 Bottot II Desa subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki 7 perempuan. Instrumen pengumpulan data yang di gunakan adalah angket dan obsevasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar melalui model Picture and Picture dalam pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya mengalami peningkatan dari Siklus I, 59% ketuntasan minimal 5 siswa, kemudian mengalami peningkatan pada siklus I Pertemuan II persentase ketuntasan kelasik 69% minimal sebanyak 7 siswa. Kemudian di susul siklus ll Pertemuan I Mencapai 73% minimal sebanyak 10 siswa kemudian di susul siklus II Pertemuan II Mencapai 80% minimal sebanyak 14 siswa.

Actions (login required)

View Item