Penerapan model pembelajaran inquiry based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 200208 Padangsidimpuan

Adha, Rika (2024) Penerapan model pembelajaran inquiry based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA di Kelas V SDN 200208 Padangsidimpuan. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 2020500246.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa beberapa alasan diantaranya kurangnya penggunaan model pembelajaran yang biasanya dilakukan guru hanya dengan motede ceramah dan penugasan hal ini yang menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning di kelas V SD Negeri 200208 Padangsidimpuan. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan/pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru, untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa instrumen yang digunakan yaitu berupa observasi dan tes kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inquiry based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi benda-benda di lingkungan sekitar di kelas V SD Negeri 200208 Padangsidimpuan. Hal ini dibuktikan dari pra siklus dengan rata rata dengan nilai kemampuan berpikir kritis 62,59, kemudian pada siklus I Pertemuan I dengan rata rata nilai kemampuan 65,90, melakukan perbaikan sehingga pada siklus I pertemuan II rata rata nilai kemampuan berpikir kritis 71,81. Berdasarkan presentase pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa belum mencapai kriterial ketuntasan minimum peneliti melanjutkan tindakan dengan melakukan perbaikan pada siklus II. Siklus II pertemuan I memperoleh rata rata nilai kemampuan berpikir kritis 74,77 siklus II pertemuan II memperoleh rata rata nilai kemampuan berpikir kritis 77,5. Secara keseluruan kendala yang dihadapi pada siklus I dan II yaitu kurangnya penerapan model pembelajaran dan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, namun hal tersebut telah diperbaiki dan telah mencapai kriterial ketuntasan minimum.

Actions (login required)

View Item