Peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas X SMK Negeri 1 Sipirok melalui metode tanya jawab dalam pembelajaraan Bahasa Indonesia pada materi debat di Kabupaten Tapanuli Selatan

Salbia, Nelli (2024) Peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas X SMK Negeri 1 Sipirok melalui metode tanya jawab dalam pembelajaraan Bahasa Indonesia pada materi debat di Kabupaten Tapanuli Selatan. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 2021000018.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (5MB)

Abstract

Latar belakang masalah penelitian ini adalah kurangnya partisipasi aktif siswa dalam kelas, yang menyebabkan suasana pembelajaran monoton dan siswa kesulitan dalam menyampaikan argumen saat berdebat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah ada peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas X SMK Negeri 1 Sipirok melalui metode tanya jawab dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi debat telah terlaksana dengan baik, Apa faktor pendukung dan penghambat peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas X SMK Negeri 1 Sipirok melalui metode tanya jawab dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada materi debat. Jenis penelitiann ini adalah penelitian tindak kelas (PTK) yang dilakukan 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan, refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas X TBSM 1 SMK Negeri 1 sipirok yang berjumlah 21 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tanya jawab dalam materi debat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TBSM 1 SMK Negeri 1 Sipirok. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 65 dengan ketuntasan 23,80%, namun setelah perbaikan pada siklus II, nilai rata-rata meningkat menjadi 74,76 dengan ketuntasan 57,14% pada pertemuan pertama dan 76,90 dengan ketuntasan 80,95% pada pertemuan kedua. Faktor pendukung termasuk motivasi guru dan siswa, lingkungan belajar yang nyaman, metode pengajaran yang sesuai, serta peran aktif siswa, sedangkan faktor penghambat meliputi kurangnya kepercayaan diri, keterbatasan kosakata, dan metode pengajaran yang kurang bervariasi

Actions (login required)

View Item