Harahap, Octavia Sari (2024) Persepsi masyarakat Desa Sipirok Baru Kecamatan Huristak Kabupaten Padang Lawas terhadap tradisi mangolat boru ketika pernikahan tinjauan filosofis hukum Islam. Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
Text
2010100018.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (3MB) |
Abstract
Mangolat Boru ialah tradisi yang masih sering dilaksanakan dilaksanakan di Desa Sipirok Baru yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun, tradisi ini merupakan acara adat menghalang-halangi suami untuk membawa istri kerumahnya seteleh pernikahan. Pada penelitian ini akan mengkaji tentang proses pelaksannan tradisi Mangolat Boru dan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi Mangolat Boru. Penelitian ini merupakan penelitian Field Research yang menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan cara : Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi, selanjutnya mengambil buku yang berkaitan dengan penelitian ini seperti jurnal, Publikasi Pemerintah, serta situs ataupun sumber yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis menujukkan bahwa prosesi tradisi Mangolat Boru Mulas awal uapacara adat dilaksanakan sampai akhir maka utuk tradisi mangolat boru akan dimulai dengan beberapa langkah yaitu, 1) anak namboru menyiapkan tempat untuk mangolat (menghalangi) suami seperti kursi dan meja beserta minuman, 2) melakukan tawar menawar antara anak namburu dan suami untuk memperoleh uang tebusan (hepeng pangolat), 3) setelah mendapat kesepakatan baru anak namboru mempersilahkan suami membawa istri kerumahnya. Adapun tinjauan filosofis hukum Islam tentang tradisi mangolat boru yaitu;1) Tradisi mangolat boru termasuk makruh tanzin yang dianjurkan agama untuk ditinggalkan tetapi tidak mempunyai dalil untuk meninggalkannya, mulai dari menghalang halangi, meminta uang tebusan (hepeng pangolat) sehingga memperlambat waktu untuk membawa istrinya ke kampung halamannya, adat/tradisi yang terus terjadi dikalangan masyarakat yang telah melekat akan menjadi suatu hukum bagi masyarakat tersebut.2)Uang tebusan (hepeng pangolat) telah menjadi kesepakatan antara anak namboru dengan suami selagi itu tidak memberatkan dan membalas kemudoratan suatu pihak dan menimbulkan kemaslahatan dan tidak mempunyai larangan terhadap uang tebusan (hepeng pangolat) yang diberikan oleh suami kepada anak namboru, tradisi ini juga akan sebagai hiburan akhir yang menimbulkan sorak riang masyarakat ketika tawar menawar berlangsung. 3) Air kelapa yang merupakan penanda kesejukan hati dan meminum ait kelapa yang tidak mempunyai larangan untuk meminumya dan juga tidak termasuk suatu minuman yang memabukkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Ikhwanuddin Harahap, M.Ag. dan Risalan Basri Harahap, M.A. |
Keywords: | Tradisi Mangolat Boru; Tinjauan Filosofis Hukum Islam |
Subjects: | 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012801 Pernikahan (Secara Umum) 18 LAW AND LEGAL STUDIES > 1801 Law > 180128 Islamic Family Law > 18012829 Islamic Family Issues & Local Tradition |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam/Ahwal Syakhsyiah |
Depositing User: | Ms Fatimah Adzahro Ramadani Gaja |
Date Deposited: | 18 Nov 2024 05:00 |
Last Modified: | 18 Nov 2024 08:59 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/11325 |
Actions (login required)
View Item |