Lubis, Nurhidayah (2018) Zakat harta anak yatim : studi komparasi hanafiyah dan syafi’iyah. Undergraduate thesis, IAIN Padangsidimpuan.
Text
1410100023.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB) |
Abstract
Perbedaan pandangan hukum terhadap wajib tidaknya zakat terhadap harta anak yatim, disebabkan karena para ulama berbeda pendapat tentang ketentuan balig sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mengeluarkan zakat. Perumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana pandangan Hanafiyah dan Syafi’iyah tentang zakat harta anak yatim, 2) Apa alasan dan dalil-dalil Hanafiyah dan Syafi’iyah tentang zakat harta anak yatim, 3) Bagaimana analisis komparatif hukum tentang zakat harta anak yatim dalam pandangan Hanafiyah dan Syafi’iyah, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: untuk mengetahui pandangan Hanafiyah dan Syafi’iyah tentang zakat harta anak yatim, untuk mengetahui dalil-dalil yang digunakan Hanafiyah dan Syafi’iyah tentang zakat harta anak yatim, dan analisis komparatif hukum tentang zakat harta anak yatim dalam pandangan Hanafiyah dan Syafi’iyah. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan komparatif (perbandingan hukum). Maka, sumber data dalam penelitian ini yaitu menggunakan sumber data primer, skunder dan tersier. Adapun proses analisis yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis komparatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, menurut Hanafiyah balig merupakan syarat diwajibkannya zakat. Sehingga anak yatim yang belum balig, maka tidak dapat dikenakan zakat atas hartanya. Sedangkan menurut Syafi’iyah bahwa wajib hukumnya zakat pada harta anak yatim. Syafi’iyah tidak membedakannya, karena ia berhujjah bahwa zakat adalah ibadah ma’liyah yang bersangkutan dengan hak fakir miskin, menurut Syafi’iyah wali dari anak yatim itu bertanggung jawab untuk mengambil zakat dari harta mereka. Perbedaan pemahaman dalil antara Hanafiyah dan Syafi’iyah tentang zakat harta anak yatim ini pada surah at-Taubah ayat 103. Bahwa Hanafiyah memandang dalil tersebut secara khusus untuk membersihkan dan mensucikan dari dosa-dosa, sedangkan anak yatim tidak mempunyai dosa. Jadi apa yang harus dibersihkan dari anak yatim tersebut. Sedangkan Syafi’iyah memahami dalil tersebut secara umum tidak menghususkan dalam hal apapun, baik orang yang berakal atau orang gila dewasa atau belum dewasa. Jadi perbedaan pemahaman Hanafiyah dan Syafi’iyah adalah Hanafiyah memandang kewajiban zakat pada harta anak yatim tersebut menekankan pada orangnya. Sedangkan Syafi’iyah memandang kewajiban zakat pada harta anak yatim itu menekankan pada harta anak yatim tersebut.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Supervisors: | Ahmatnijar, M.Ag dan Dr. Zul Anwar Ajim Harahap, M.A |
Keywords: | Zakat Harta; Anak Yatim; Wajib Zakat |
Subjects: | 22 PHILOSOPHY AND RELIGIOUS STUDIES > 2204 Religion and Religious Studies > 220403 Islamic Studies > 22040304 Fiqh, Ushul Fiqh, Islamic Jurisprudence, and related science |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum > Hukum Keluarga Islam/Ahwal Syakhsyiah |
Depositing User: | Mr. Muhammad Ihsan Ritonga |
Date Deposited: | 29 Apr 2020 01:26 |
Last Modified: | 23 Jul 2021 02:21 |
URI: | http://etd.uinsyahada.ac.id/id/eprint/1052 |
Actions (login required)
View Item |