Penetapan harga buah sawit ditinjau dari kompilasi hukum ekonomi syariah (studi kasus di Desa Bandar Palas Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan)

Hasibuan, Nurul Hidayah (2023) Penetapan harga buah sawit ditinjau dari kompilasi hukum ekonomi syariah (studi kasus di Desa Bandar Palas Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan). Undergraduate thesis, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.

Text 1910200027.pdf - Accepted Version Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (3MB)

Abstract

Jual beli yang berlaku di masyarakat kini telah dikemas kedalam berbagai bentuk jual beli, di antaranya adalah salam, muzayadah, mukhadarah, mulamalah, muzabanah, dan masih banyak macam-macam jual beli lainnya. Jual beli sawit brondolan yang berada di desa Bandar dalam penetapan harga sawit brondolan dengan yang utuh bahwa harga TBS sawit yang utuh dijual petani seharga Rp 1.850 per kilogram sedangkan harga yang brondolan sebesar 2000 per kilogram, tidak terlalu memberi keuntungan lebih bagi petani, harga yang real diterima petani bisa jadi lebih murah daripada harga yang ditentukan oleh toke. Dilihat dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Penetapan Harga Buah Sawit Ditinjau Dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Bandar Palas Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan)”. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ujung GadinJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris bersifat kualitatif Dalam data primer peneliti melakukan wawancara langsung kepada toke sawit, penjualsumber data sekunder yaitu berupa keterangan yang diperoleh dari dokumen-dokumen, buku-buku, penelitian terdahulu.Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dari lapangan, menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:observasi,wawancara dokumentasi Adapun teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah tringulasi waktu, dan menggunakan bahan refrensi, Analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif yaitu peneliti melakukan wawancara kepada toke sawit, penjual sawit dengan mengobservasi langsung yang didokumentasikan dengan kamera hp untuk mengambil foto dan gambar selama menganalisis data. Dalam praktek penetapan harga sawit dibagi kepada dua cara yang pertama para pekebun datang langsung ke toke, dan para toke datang langsung pada pekebun yang memotong harga sawit dari 100-250 per kilo. Dimana sawit ini akan dibagi kepada dua bagian yang pertama langsung ditimbang tanpa memisahkan sawit yang matang dan memisahkan sawit yang muda. Dalam hal ini harga antara dari Pabrik dengan toke setiap 100 kg akan dipotong 3,5 kg, dalam buah yang baik dan berkualitas dalam pabrik buah yang dalam satu tandan buah sawit akan mencapai 15 kg, yang termasuk dalam 15 kg ini merupakan yang sudah ditimbang semua artinya tidak ada yang dipisahkan dalam cangkang, menurut toke sawit. Bahwa penetapan harga dalam praktik jual beli kelapa sawit di Desa Bandar Palas belum sesuai dengan hukum Islam, karena pemilik sawit tidak memiliki hak untuk menjual sawitnya ke pengepul lain, dalam kompilasi hukum islam mengatakan pada pasal 30-35 KHES akad yang disepakati adalah akad yang harus memuat ketentuan bahwa mengikatkan diri secara utuh, tanpa ada unsur paksaan, kecakapan untuk membuat kesepakatan.

Actions (login required)

View Item